Source : Youtube
GANGGUAN DAN KELAINAN PADA SISTEM GERAK MANUSIA DAN TEKNOLOGI PENYEMBUHANNYA
1. Kifosis,
yaitu suatu gangguan pada tulang belakang dimana tulang belakang melengkung ke
depan sehingga mengakibatkan penderita terlihat bongkok.
2. Lordosis,
yaitu suatu gangguan pada tulang belakang yang melengkung ke belakang sehingga
mengakibatkan penderita terlihat bongkok ke belakang.
3. Skoliosis,
yaitu suatu gangguan pada tulang belakang dimana tulang belakang melengkung ke
samping baik ke kiri maupun ke kanan.
4. Sublubrikal,
yaitu kelainan pada tulang belakang, tepatnya pada bagian leher yang
mengakibatkan kepala penderita gangguan tersebut berubah ke kiri atau ke kanan.
1. Retak
Tulang
Retak tulang dibedakan
menjadi beberapa macam, yaitu:
a. Fraktura
sederhana, apabila tulang yang retak tidak sampai melukai otot.
b. Greenstick (retak
tak lengkap), apabila tulang hanya retak dan sebagian tidak sampai memisah.
c. Fraktura
tertutup, apabila tulang yang patah menyebabkan otot terluka, tetapi tidak
keluar dari kulit.
d.
Fraktura terbuka, apabila tulang yang
patah sampai mencuat keluar kulit.
2.
Rakhitis
Rakhitis adalah penyakit
tulang menjadi rapuh karena kekurangan vitamin D. Penderita gangguan ini memiliki
tulang kaki berbentuk X atau O.
3. Hidrosefalus
Hidrosefalus adalah kelainan
yang disebabkan oleh pengumpulan yang abnormal dari cairan spinal dan terjadi
pelebaran rongga otak sehingga kepala membesar.
4. Mikrosepalus
Mikrosepalus adalah
kelainan yang disebabkan oleh terhambatnya pertumbuhan tulang tengkorak karena
kekurangan zat kapur pada waktu bayi. Hal ini menyebabkan kepala menjadi kecil.
5. Osteoporosis
Osteoporosis adalah
gangguan tulang karena reabsorpasi bahan tulang terhambat. Hal ini disebabkan
oleh kekurangan hormon kelamin pria atau wanita.
Gangguan persendian dapat dibedakan menjadi beberapa
macam, yaitu:
1. Dislokasi
Dislokasi adalah
pergeseran kedudukan sendi karena sobek atau tertariknya ligamen.
2. Keseleo
Keseleo adalah
gangguan persendian karena tertariknya ligamen sendi oleh gerakan tiba-tiba atau
yang tidak biasa dilakukan.
3. Ankilosis
Ankilosis adalah
keadaan sendi tidak dapat digerakkan.
4. Artritis
Artritis atau
infeksi sendi, yaitu gangguan sendi karena pera-dangan pada sendi. Artritis
dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:
a. Reumatoid,
yaitu penyakit kronis pada jaringan penghubung sendi.
b. Ostevartritis, yaitu penyakit sendi
karena menipisnya tulang rawan.
c. Gautartritis, yaitu gangguan gerak
karena kegagalan metabolisme asam urat.
Beberapa gangguan pada otot, antara lain:
1. Kejang
Otot
Kejang otot adalah
gangguan otot karena melakukan aktivitas terus-menerus, sampai akhirnya otot
tidak mampu lagi berkontraksi karena kehabisan energi.
2. Atropi
Atropi adalah
gangguan otot karena otot mengecil sehingga kemampuan untuk berkontraksi
hilang.
3. Hipertropi Hipertropi adalah
keadaan otot menjadi lebih besar dan kuat karena sering dilatih. Hal ini
terjadi pada tubuh atlet, misalnya binaragawan, atlet angkat besi, dan atlet
sepakbola.
4. Tetanus
Tetanus adalah
kejang otot yang disebabkan oleh toksin yang dihasilkan oleh Clostridium
tetani.
5. Kaku
Leher atau Stiff
Kaku
leher terjadi karena otot leher mengalami peradangan akibat gerakan atau
hambatan yang salah sehingga leher terasa kaku.
6. Hernia
Abdominalis
Hernia
abdominalis adalah sobeknya otot dinding perut yang lemah sehingga usus
melorot masuk ke rongga perut.
TEKNOLOGI
UNTUK MENGATASI GANGGUAN PADA SISTEM GERAK
1. Penyembuhan kanker tulang
a. Kemoterapi,
biasanya menggunakan obat-obatan yang sangat kuat untuk mencoba membunuh sel
kanker. Sayangnya, beberapa sel-sel normal juga mati dalam prosesnya. Obat
dirancang untuk membunuh atau tumbuh dengan cepat membagi sel.
b. Radioterapi,
radioterapi berarti pengobatan kanker dengan menggunakan sinar radioaktif.
Sinar X, elektron, dan sinar y (gamma), terbanyak digunakan dalam pengobatan
kanker disamping partikel lain.
c. Pembedahan
d. Amputasi
e. Menggunakan
metode teknik baru limb salvage, dimana teknik terapi baru ini telah
dikembangkan di hampir semua pusat penyembuhan kanker di seluruh dunia. Tujuan
operasi adalah untuk menghilangkan tumor lokal pada tulang yang terkena.
2.
Penggantian
sendi
Dapat
dilakukan dengan cara metode pembedahan untuk mengganti sendi yang rusak dengan
logam. Boggol sendi diganti dengan logam campuran(misal campuran titanium) dan
cawan sendi dengan mangkuk plietilena(missal plastic) yang kerapatannya tinggi.
Kemudian, kedua sisi direkatkan dengan senyawa metal metakrital berpori yang
memungkinkan fisiologi tulang tetap normal.
3.
Penanggulangan
kaki O
Yaitu
dengan pemakaian sepatu khusus untuk menormalkan kembali dan sepatu tersebut
harus selalu dipakai.
4. Penaggulangan Skoliosis
Kongenitalis
Skoliosis
Kongenitalis adalah suatu kelainan pada lengkung tulang belakang bayi baru
lahir. Kelainan ini jarang terjadi dan biasanya berhubungan dengan gangguan
pada pembentukan tulang belakang atau peleburan tulang rusuk. Skoliosis bisa
menyebabkan kelainan bentuk yang serius pada anak yang sedang tumbuh, karena
itu seringkali dilakukan tindakan pengobatan dengan memasang penyangga
(brace)sedini mungkin. Jika keadaan anak semakin memburuk, mungkin perlu
dilakukan pembedahan.
5. Penyembuhan patah tulang
Dilakukan dengan cara :
a. Pemasangan
gips,bahan kapur yang diletakkan disekitar tulang yang patah.
b. Pembidaian,
benda keras yang ditempatkan didaerah sekeliling tulang yang patah.
c. Pembedahan
internal, pembedahan untuk menempatkan batang logam atau piringan pada tulang
yang patah.
6.
Transplantasi
sumsum
Yaitu sumsum merah
ditransplantasikan dari satu orang ke orang yang lain. Dalam hal ini diperlukan
teknik khusus untuk memindahkan sumsum dari donor yang sehat dan
menyuntikkannya ke resipien tanpa merusaknya,karena sumsum sangat lunak.
SISTEM GERAK PADA MANUSIA
System
gerak manusia terdiri dari dua unsur yaitu tulang dan otot. Keduanya merupakan
organ yang paling banyak mengisi tubuh manusia. Karena strukturnya yang kaku,
tulang merupakan jaringan tubuh yang berfungsi menopang tubuh dan
bagian-bagiannya. Sedangkan otot merupakan alat untuk menggerakan bagian-bagian
tubuh seperti sendi, organ tubuh, ataupun khusus untuk memompa jantung. Tulang
dan otot memiliki struktur yang saling berhubungan, keduanya memiliki serat
kolagen yang merupakan serabut yang sangat kuat.
(Sarwadi, S.ST & Erfanto
Linangkung,
2014: 87)
A.
RANGKA
Gambar
1.1 Rangka Manusia
Skelet atau rangka
adalah rangkaian tulang yang mendukung dan melindungi beberapa organ lunak,
terutama dalam tengkorak dan panggul. Kerangka juga berfungsi sebagai alat
ungkit pada gerakan dan menyediakan permukaan untuk kaitan otot-otot
kerakangka.
Kerangka axial
(kerangka sumbu) terdiri atas kepala dan badan . Sedangkan kerangka
appendikuler terdiri atas anggota gerak dan gelang panggul.
(
Evelyn C. Pearce, 2009: 43)
1. Rangka Axial
Rangka
axial terdiri dari :
a.
Tulang
kepala (Tengkorak)
Tulang tengkorak ada 8
buah yang merupakan pelindung otak. Ada dua bagian, yaitu tengkorak otak dan
tengkorak wajah.
1) Tengkorak
Otak
Gambar 2.2 Tengkorak Otak
Sumber :
http://biologilesson.blogspot.co.id/2013/04/tulang-tengkorak.html
Terdiri dari tulang-tulang yang
dihubungkan oleh sutura. Dibagi menjadi :
a) Kubah
tengkorak, masing-masing terdiri dari os
frontal yaitu tulang dahi, os
padental yaitu tulang ubun-ubun dan os
oksipital yaitu kepala belakang.
b) Dasar
tengkorak, terdiri dari os sfenoidal
yaitu tulang yang terletak di tengah
dasar tengkorak, dan os etmoidal yang
terletak sebelah depan dari os sfenoidal
dan di antara lekuk mata.
c) Samping
tengkorak terdiri dari tulang karang ( skemusa ) yang membentuk rongga telinga;
tulang keras ( os petrosum ) yang
menjorok ke bagian tulang pipi dan mempunya taju ( prosesus stiloid ); serta bagian mastoid yang terdiri dari tulang dengan lubang-lubang halus berisi
udara.
2) Tengkorak
Wajah
Tengkorak wajah ada 14
buah yang dibagi menjadi 2 bagian, bagian hidung dan bagian rahang.
a) Bagian
hidung, di antaranya tulang mata kiri (os
lakrimalis), tulang yang membentuk batang hidung sebelah atas (os nasal), tulang karang hidung yang
terletak dalam rongga hidung (os kanka
nasal), dan sekat rongga hidung (septum
nasi).
b) Bagian
rahang, terdiri dari tulang rahang atas
(os maksilaris) di bawahnya terdapat taju tempat melekatnya tulang gigi (prosessus alveolaris), tulang pipi kanan
dan kiri(os zigomatikum), tulang
langit kiri dan kanan (os palatum),
tulang rahang bawah kanan dan kiri (os
mandibularis), dan tulang lidah (hioid).
b.
Tulang
Dada dan Tulang Iga
Tulang dada ada 25
buah, yaitu merupakan susunan tulang yang melindungi rongga dada. Terdiri dari
3 bagian, tulang dada(sternum)
sebanyak 1 buah, tulang iga(kosta)
ada 12 pasang, dan tulang vertebrata
toraklis ada 12 ruas.
1) Tulang
Dada (Sternum)
Tulang ini membentuk
tonggak thorak dengan bentuk gepeng
dan melebar yang terdiri dari tiga bagian, yaitu :
a) Manubrium sterni
merupakan bagian tulang dada sebelah atas yang membentuk persendian dengan
tulang selangka dan tulang iga;
b) Korpus sterni merupakan
bagian terbesar dari tulang dada dan membentuk persendian dengan tulang iga;
c) Prosesus xipoid
bagian ujung dari tulang dada.
2) Tulang
Iga
Tulang iga jumlahnya
ada 12 pasang atau 24 buah kiri dan kanan . Secara umum dibagi menjadi 3 yaitu:
a) Iga
sejati (os kosta vera) sebanyak 7
pasang;
b) Iga
tak sejati (os kosta spuria) sebanyak
3 pasang;
c) Iga
melayang (os kosta fluitantes)
sebanyak 2 pasang.
Gambar 1.3 Tulang Iga
c.
Vertebrata
Toraklis
Gambar 1.4 Vertebrata toraklis
Vertebrata toraklis terdiri dari 12
ruas, terdiri dari badan ruas dan lengkung ruas.
1) Badan
ruas merupakan bagian yang terbesar dengan bentuk tebal dan kuat. Masing-masing
vertebrata servikalis atau biasa
disebut tulang leher terdiri dari 7 ruas. Vertebrata
toraklis yang sering disebut tulang punggung terdiri atas 17 ruas. Vertebrata lumbalis atau tulang
punggung terdiri dari 5 ruas. Vertebrata
sakralis atau tulang selangkang terdiri dari 5 ruas, dan Vertebrata koksigialis atau tulang ekor
terdiri dari 4 ruas.
2)
Lengkung Kolumna vertebralis merupakan tulang yang melingkari dan melindungi
ruas tulang belakang. Fungsinya sebagai penopang badan yang kokoh sekaligus
bekerja sebagai penjaga dengan perantaraan tulang rawan cakram intervertebralis yang lengkungnya
memberi flesibilitas untuk membengkok tanpa patah.
2. Rangka Appendikuler
Rangka
appendicular terdiri dari :
a.
Tulang
Pelvis atau Gelang Panggul
Tulang pelvis merupakan
penghubung antara badan dengan rongga bawah, yaitu tulang sakrum dan koksigeus yang
bersendi satu dengan yang lain pada simfisis
pubis. Pelvis terbagi menjadi dua bagian, yaitu pelvis mayor (Panggul besar) dan pelvis minor(Panggul kecil).
b.
Tulang
Anggota Gerak Atas
Tulang ini membentuk kerangka lengan
atas, terdiri 64 buah :
1) Gelang
bahu merupakan persendian yang menghubungkan lengan dengan badan. Terdiri dari
tulang belikat (scapula) dan tulang selangka (klavikula).
2) Tulang
pangkal lengan (humerus) merupakan
tulang yang melekat pada bahu.
3) Ulna
dan radius (lengan bawah) tulang lengan bawah mempunyai
persendian dengan tulang ulna yang
posisinya sejajar dengan jari kelingking. Sedangkan persendian dengan tangan
terjadi antar tulang radius dengan tulang-tulang pergelangan tangan.
4) Karpitalia
yaitu tulang yang terdiri dari 8 tulang. Tersusun dalam 2 baris, masing-masing
bagian proksimal dan bagian distal.
5) Metakarpitalia
yaitu tulang yang terdiri dari tulang pipa pendek sebanyak 5 buah, di mana
setiap batang memiliki dua ujung yang
bersendi dengan tulang karpatalia dan
dengan falangus atau tulang jari.
Tulang jari yaitu tulang yang terdiri dari tulang pipa pendek. Jumlah tulang
ini ada 14 buah, dibentuk 5 bagian tulang yang behubungan dengan metakarpitalia
perantaraan sendi.
c.
Tulang
Anggota Gerak Bawah
Tulang anggota gerak
ini ada 62 buah dan dikaitkan tubuh dengan perantaraan tulang panggul. Terdiri
dari 31 pasang tulang pangkal paha (koksa),
tulang paha (femur), tulang kering (tibia),
tulang betis (fibula),
tempurung lutut (patella), pangkal
kaki (tarsalia), telapak kaki (metatarsalia), dan tulang ruas jari kaki
(falang).
(Sarwadi, S.ST & Erfanto
Linangkung,
2014: 88-92)
B.
TULANG
Tulang
dibentuk oleh jaringan utama yang terdiri dari kalsium dan sifatnya kaku.
1.
Tipe
Tulang
Berdasarkan
struktur di dalamnya, tulang dibedakan menjadi dua bagian yaitu tulang rawan
dan tulang keras.
a.
Tulang
Rawan
Tulang rawan hanya
mengandung sedikit zat kapur sehingga lebih lunak.Biasanya terdapat pada bayi
dan bagian-bagian tertentu kerangka manusia.
b.
Tulang
Keras
Tulang keras merupakan
bagian utama pada kerangka dewasa. Susunannya terdiri dari sedikit sel dan
matriksnya diperkuat dengan zat kapur sehingga kuat dank eras. Rongga di dalam
tulang berisi sumsum tulang yang terdiri dari dua macam, yaitu sumsum kering
dan sumsum merah. Berdasarkan strukturnya tulang keras dibedakan menjadi tulang
kompak (padat) dan tulang spons.
Berdasarkan
bentuknya, tulang dibedakan menjadi :
a.
Tulang
Pipih
Bagian dalamnya berisi sumsum merah yang
berfungsi dalam pembentukan darah merah.
b.
Tulang
Pipa
Bagian dalamnya berisi sumsum kering
karena banyak mengandung lemak.
c.
Tulang
Tak Beraturan
Bagian dalamnya berisi sumsum merah yang berfungsi
dalam pembentukan darah merah.
(Sarwadi, S.ST & Erfanto
Linangkung,
2014: 88)
2.
Fungsi
Tulang
Tulang mempunyai banyak fungsi meliputi
:
a. Penunjang.
Tulang menyediakan suatu kerangka bagi tempat penempelan otot dan jaringan
lain.
b. Perlindungan.
Tulang-tulang seperti tengkorak dan tulang sangkar rusuk melindungi organ-organ
dalam dari luka-luka.
c. Pergerakan.
Tulang memungkinkan pergerakan tubuh dan berfungsi sebagai tuas dan titik
penempelan otot.
d. Penyimpanan
mineral. Tulang berfungsi sebagai gudang kalsium dan fosfor, mineral yang
penting bagi kegiatan sel di seluruh tubuh.
e. Produksi
sel darah. Produksi sel darah atau hematopoiesis terjadi di sumsum tulang yang
berada di dalam rongga tulang tertentu.
f. Penyimpanan
energi. Lipida (lemak) yang disimpan di dalam sel-sel adiposa di sumsum kuning
bertindak sebagai gudang energi.
(Phillip
E. Pack. Ph.D, 2007: 60-61)
3.
Proses
Pembentukan Tulang
Proses pertama disebut osifikasi intermembran,
terjadi ketika membrane menyerabut digantikan oleh jaringan tulang. Proses ini,
hanya terjadi pada tulang pipih tertentu, diringkas dalam dua langkah dasar:
a. Tulang
spons mulai berkembang di tempat-tempat di dalam membranyang disebbut pusat osifikasi.
b. Sumsum
tulang merah terbentuk di dalam jaringan tulang spons, diikuti oleh pembentukan
tulang padat di luarnya.
Proses
osifikasi kedua, disebut osifikasi endokondrium, terjadi ketika tulang rawan
hialin digantikan oleh jaringan tulang. Proses ini, yang terjadi pada sebagian
besar tulang tubuh, mengikuti langkah-langkah berikut ini:
a. Pada
pusat osifikasi primer, di pusat model tulang rawan, tulang rawan hialin pecah,
membentuk rongga.
b. Kuncup
periosteum yang terdiri atas osteoblas, osteoklas, sumsum merah, saraf, serta
pembulu darah limfa, memasuki rongga. Osteoblas menghasilkan jaringan tulang
spons.
c. Rongga
medulla terbentuk ketika osteoklas memecahkan jaringan tulang spons yang baru
terbentuk. Rongga medula semakin membesar saat rongga tersebut mengikuti
penyebaran pusat osifikasi primer ke bagian ujung tulang.
d. Jaringan
tulang padat menggantikan jaringan tulang rawan di bagian luar tulang.
e. Di
dalam tulang panjang, pusat osifikasi sekunder terbentuk di epifisis.
f. Tulang
rawan persendian dibentuk dari tulang rawan yang tersisa di luar epifisis.
g. Lempeng
epifisis dibentuk dari tulang rawan yang tersisa di antara pusat perkembangan
osifikasi primer dan sekunder yang membesar.
(Phillip
E. Pack. Ph.D, 2007: 63-64)
C.
PERSENDIAN
Persendian merupakan
pertemuan dua buah atau beberapa tulang kerangka. Suatu persendian terjadi saat
permukaan dua tulang yang memungkinkan adanya pergerakan atau tidak bergantung
pada sambungannya.
1. Tipe Persendian
Menurut
strukturnya, sendi bisa dibedakan menjadi:
a. Persendian
fibrosa
Yaitu persendian yang tidak memiliki
rongga sendi dan diperkokoh dengan jaringan ikat fibrosa.
b. Persendian
kartilago
Yaitu persendian yang tidak memiliki
rongga sendi dan diperkokoh dengan jaringan ikat kartilago.
c. Persendian
sinoval
Yaitu persendian yang memiliki rongga
sendi dan dierkokoh dengan jaringan ikat kapsul serta ligamen artikular khusus
yang membungkusnya.
Menurut fungsinya,
sendi dibedakan menjadi:
a. Sendi
sinartosis (sendi mati)
Dalam sendi ini kedua ujung tulang
dihubungkan dengan jaringat ikat fibrosa atau kartilago yang pada akhirnya
mengalami penulangan dan tidak
memungkinkan adanya gerak.
b. Sendi
amfiartosis atau sendi dengan pergerakan
terbatas
Sendi yang dihubungkan melalui tulang
rawan sehingga memungkinkan sedikit gerak akibat elastisitas tulang rawan.
Contohnya: tulang rusuk dengan tulang dada.
c. Sendi
diartosis atau sendi yang bergerak dengan bebas, sering disebut sinoval
Sendi ini memiliki rongga sendi yang
berisi cairan sinovial. Hubungan antar tulang ini memungkinkan tejadinya gerak
karena ujung-ujung tulang terdapat lapisan tulang rawan hyalin, yang dilumasi
dengan cairan
Synovial.
d. Sendi
engsel
Sendi ini terdiri dari sebuah tulang
yang masuk pada permukaan konkaf tulang kedua sehingga memungkinkan gerakan
satu arah. Sendi ini terdapat pada sendi lutut, dan siku.
e. Sendi sferoidal
Sendi ini terdiri dari sebuah tulang
yang masuk ke dalam rongga berbentuk cangkur pada tulang lain. Contohnya: sendi
panggul dan bahu.
f. Sendi
kisar
Sendi kisar yaitu tulang berbentuk
kerucut yang masuk pada cekungan tulang kedua dan dapat berputar ke semua arah.
Contoh: tulang atlas dan persendian bagian kepala.
g. Sendi
kondiloid
Sendi ini memungkinkan gerakan kedua
arah di sudut kanan setiap tulang. Contoh : sendi antara tulang radius dan
tulang karpal.
h. Sendi
pelana
Sendi pelana yaitu permukaan tulang yang
berartikulasi berbentuk konkaf di satu sisi, dan konkaf di sisi lain. Sehingga,
tulang yang masuk seperti 2 pelana yang saling menyatu. Satu satunya sendi
pelana sejati yang ada dalam tubuh adalah persendian antara tulang karpal dan
meta karpal pada ibu jari.
i.
Sendi peluru
Sendi peluru adalah
salah satu sendi yang permukaan kedua tulang berartikulasi berbentuk
datar, sehingga memungkinkan gerakan meluncur antara satu tulang dengan tulang
lainnya. Persendian semacam ini disebut sendi nonaksia. Contoh: sendi antara
tulang lengan dengan tulang bahu, atau tulang paha dengan tulang panggul.
(Sarwadi, S.ST & Erfanto
Linangkung,
2014: 96-99)
D.
OTOT
Otot merupakan sebuah jaringan yang
memilki tugasb berkontraksi, yaitu menggerakan bagian tubuh. Baik yang disadari
maupun yang tidak disadari.
Secara garis besar otot dibagi menjadi
tiga golongan yang memiliki kemampuan
berbeda yaitu :
1. Otot
rangka (otot lurik)
Otot rangka memperlihatkan semua otot
otot yang garis tengahnya berkisar 10 sampai 80 mikron. Sebagian besar otot
tubuh ini melekat pada kerangka dan dapat bergerak secara aktif , sehingga
dapat menggerakkan bagian bagian kerangka dalam suatu letak tertentu .Otot ini
berfungsi untuk menggerakkan seluruh tubuh kita .
2. Otot polos
Disebut otot polos karena protoplasmanya
licin dan tidak memiliki garis garis melintang. Otot ini strukturnya berbentuk
serabut panjang seperti kumparan dengan ujung runcing dan inti berjumlah 1
terletak di tengah atau berbentuk seperti butiran beras. Kontraksi otot ini tidak menurut kehendak
atau di luar kendali sistem saraf pusat . gerakan lambat , ritmis, dan tidak
mudah lelah
3. Otot
jantung
Otot jantung memiliki gambaran
mikroskopis mirip dengan otot lurik , bergaris melintang. Otot ini memiliki
miofibril khas yang mengandung filament aktin dan miofin yang terdapat pada
otot rangka . selama proses kontraksi , filamen filament ini saling bertautan
dan mengadakan slialing satu sama lain dengan cara yang sama dengan otot lurik
, dan memiliki satu ini di tengah .
(Sarwadi, S.ST & Erfanto
Linangkung,
2014: 93-95)
E.
MACAM-MACAM
GERAK
1. Fleksi yaitu
gerakan memperkecil sudut antara dua tulang seperti menekuk siku, meneluk
lutut, atau menekuk torso ke arah samping.
2. Ekstensi,
yaitu gerakan yang memperbesar sudut antara dua tulang.
3. Abduksi,
yaitu gerakanbagian tubuh yang menjauhi garis tengah tubuh seperti gerakan jari
tangan dan jari kaki.
4. Aduksi,
yaitu gerakan bagian tubuh saat kembali ke aksis utama tubuh atau gerakan ini
merupakan kebalikan abduksi.
5. Rotasi,
adalah gerakan tulang yang berputar di sekitar aksis pusat tulang itu sendiri
tanpa mengalami dislokasi lateral. Seperti gerakan yang mengakibatkan telapak
tangan menghadap ke belakang dan kedepan.
6. Sirkumduksi,
adalah kombinasi dari gerakan angular dan berputar untuk membentuk ruang
berbentuk kerucut, seperti mengayungkan lengan berbentuk putaran.
7. Inversi,
adalah gerakan sendi pergelangan kaki memungkinkan telapak kaki menghadap ke dalam.
8. Eversi,
adalah kebalikan dan inversi yang memungkinkan telapak kaki menghadap ke luar.
9. Protaksi,
adalah memajukan bagian tubuh seperti menonjolkan rahan bawah ke depan aau
membusungkan dada.
10. Depresi
adalah menggerakan suatu strukutr ke arah luar seperti saat membuka mulut.
11. Rotraksi,
adalah seperti menarik bagian tubuh ke belakang
12. Elevasi,
adalah pergerakan struktur ke arah superior seperti saat mengatupkan mulut.
(Sarwadi, S.ST & Erfanto
Linangkung,
2014: 99-100)
Langganan:
Postingan
(
Atom
)
-
System gerak manusia terdiri dari dua unsur yaitu tulang dan otot. Keduanya merupakan organ yang paling banyak mengisi tubuh manusia. Kare...
-
Kelainan pada sistem gerak dapat menimbulkan rasa sakit seperti berikut: 1. Kifosis, yaitu suatu gangguan pada tulang belakang dim...